Maka jawab Simon Petrus : “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup” (Mat. 16: 16)
Pembahasan tentang siapa Yesus sudah menjadi trending topic sejak dahulu kala. Banyak yang berpendapat bahwa Yesus hanya manusia biasa dan bukan Tuhan. Banyak juga yang percaya bahwa Yesus adalah Tuhan yang datang ke dunia. Perdebatan tentang natur maupun keberadaan Yesus banyak bermunculan. Sebagai contoh : Arianisme, yaitu paham yang mengikuti ajaran Arius dari Alexandria (abad ke-3). Mereka menyangkali Keallahan Yesus dan berpendapat bahwa Yesus hanyalah ciptaan yang sulung. Dari paham ini muncullah bidat Saksi Yehova yang berkembang sampai sekarang ini.
Di dalam Matius 16: 13-20, Yesus sedang berdialog dengan murid-muridNya, ketika mereka tiba di Kaisarea Filipi, sekitar 192 km dari Yerusalem. Yesus bertanya: “Kata orang siapakah Anak Manusia itu”? Pertanyaan ini dilatar belakangi adanya penolakan orang-orang Yahudi (khususnya Farisi dan Saduki) terhadap Yesus (Mat. 16: 1-4). Akan tetapi juga kekurangpercayaan (kesalahpahaman) murid-murid terhadap Yesus (ay.8). Sebenarnya sejak jaman Perjanjian Lama, berita tentang Mesias sudah dinubuatkan oleh para nabi, seperti Yesaya, Yeremia, Mikha dan lain-lain .
Sekarang Yesus ingin memastikan seperti apa pengenalan murid-murid terhadap diriNya. Ada dua kelompok yang berbeda pandangan terhadap pribadi Kristus, yakni:
1. KELOMPOK YANG TIDAK MENGAKUI YESUS SEBAGAI MESIAS, ANAK ALLAH YANG HIDUP
Dalam perikop ini, Yesus sedang berdialong dengan murid-muridNya, ketika mereka tiba di Kaisarea Filipi wilayah bangsa-bangsa bukan Yahudi. Daerah ini adalah pusat penyembahan berhala, ada dewa-dewa dan kuil-kuilnya. Di sanalah Yesus bertanya: Kata orang siapakah Anak Manusia itu? (ay.13). Yesus ingin memastikan sejauh mana pengenalan atau pandangan orang-orang tentang Yesus. Pandangan orang pada umumnya, ada yang mengatakan Yesus adalah Yohanes Pembaptis, ada yang mengatakan Elia, ada yang mengatakan Yeremia atau salah seorang dari nabi (ay.14). Yesus dikenal hanya salah seorang dari nabi. Jawaban itu didasarkan pada pengamatan atau pengetahuan mereka yang terbatas. Dan terhadap kata orang, Yesus tidak memberi tanggapan, karena ternyata orang banyak belum mengenal Yesus sebagai Mesias, Anak Allah yang hidup.
Pertama, Pengakuan yang benar mendatangkan kebahagiaan dan membawa kepastian keselamatan. Yesus berkata Ya, jawabanmu itu benar Simon bin Yunus karena itu berbahagialah engkau, namun ingatlah bukan manusia yang menyatakannya kepadamu, melainkan BapaKu yang di surga (ay.17). Petrus berbahagia karena Allah berkenan menyatakan anugerahNya dengan membukakan kebenaran yang sesungguhnya. Pengakuan iman (kredo) bahwa Yesus adalah Mesias, Anak Allah yang hidup membawa dia kepada sebuah kepastian keselamatan. Janji Mesianik sudah dinyatakan sejak manusia jatuh ke dalam dosa (bnd. Kej.3: 15). Yesus datang menggenapi janji itu secara sempurna. Sebagai Mesias maka di dalam diri Yesus terdapat jabatan dan fungsi keimaman, kenabian dan kerajaan yang kekal. Dialah yang diurapi, yang dikhususkan dan diutus ke dalam dunia. Dan siapa yang percaya kepadaNya akan beroleh keselamatan kekal.
Kedua, Pengakuan Petrus meletakkan dasar pengajaran penting berkaitan dengan jemaat (ekklesia/gereja). Yesus berkata: Engkau adalah Petrus, di atas batu karang ini Aku akan mendirikan JemaatKudan alam maut tidak akan menguasainya (ay. 18). Petrus (petros = batu karang) dan petra = batu karang yang besar menunjuk kepada Yesus (bnd.Yoh.1: 42, 1 Kor.3: 11, Ef. 2: 20). Di atas pengakuan bahwa Yesus adalah Mesias, Anak Allah yang hidup gereja Tuhan berdiri. Kata Ekklesia berarti sekumpulan orang yang dipanggil keluar dari kegelapan, baru pertama kali digunakan di Matius 16. Yesus sendirilah yang menjadi kepala gereja, yang memimpin gereja dan alam mautpun tidak berkuasa atasnya. Oleh karena kebangkitan Yesus sudah mengalahkan maut.
Ketiga, Pengakuan yang benar menghasilkan kuasa dan kesaksian yang besar.Yesus memberi kunci kerajaan surga kepada Petrus (ay.19). Yesus memberikan otoritas dan kehormatan kepada Petrus untuk membuka “pintu kepada iman” melalui pemberitaan Injil. Hal itu secara nyata terjadi pada hari Pentakosta (Kisah 2), pintu itu terbuka bukan hanya untuk orang Yahudi tetapi juga bagi bangsa non Yahudi. “Mengikat dan melepaskan” berarti melarang dan mengijinkan. Ada hal yang dilarang dan ada hal yang diijinkan oleh Tuhan. Pernyataan ini akhirnya juga ditujukan kepada semua murid ( Matius 18: 18). Sebagai wakil Tuhan atau utusan Tuhan, mereka akan menjalankan kekuasaan menurut firmanNya.
2. RESPONS KITA TERHADAP YESUS YANG ADALAH MESIAS, ANAK ALLAH YANG HIDUP
Alkitab sudah jelas menyatakan bahwa Yesus adalah Mesias, Anak Allah yang hidup. Dan masih banyak lagi penyataan tentang Yesus. Dia adalah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia. Dia adalah terang dunia. Dia adalah roti hidup. Dia adalah pintu. Dia adalah gembala yang baik. Dia adalah kebangkitan dan hidup. Dia adalah jalan dan kebenaran dan hidup. Dia adalah pokok anggur yang benar. Dan masih banyak lagi sebutan untuk Yesus yang menunjukkan superioritas Yesus. Yesus menghendaki pengakuan kita secara pribadi. Namun dasarnya bukanlah “apa kata orang”, bukan hasil jajak pendapat atau polling, bukan kata buku (footnote), bukan karena penelitian ilmiah, tetapi karena penyataan Allah, yakni melalui FirmanNya. Roma 10: 9-11, 17 menegaskan bahwa kita harus memiliki pengakuan iman dan pengalaman pribadi akan Kristus Yesus. Keselamatan bersifat pribadi, maka respon pribadi menjadi prasyarat untuk mengalami kepastian keselamatan. Jika kita membangun relasi dengan Tuhan maka tentulah Dia memberi pertumbuhan rohani, Dia memakai kita untuk menjadi alatnya seperti Petrus untuk memberitakan namaNya kepada bangsa-bangsa. Sekarang dengan yakin, kita berkata seperti Petrus bahwa Yesus adalah Mesias, Anak Allah yang hidup. Tidak ada lagi keraguan. Selamat memberitakan nama Yesus, nama di atas segala nama. Soli Deo Gloria.
Khotbah oleh Dr. Edu Arto Silalahi.