Oleh: Otniel Amheka
Mahasiswa Semester 3 Sekolah Tinggi Teologi Arrabona Bogor
Sebelum percaya dan terima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat satu-satunya di dalam hati saya. Hidup saya itu penuh dengan dosa dan bahkan masih tinggal di dalamnya, banyak dosa yang pernah saya lakukan dalam hidup. Tetapi saya tidak menyadari bahwa apa yang dilakukan itu adalah dosa dan saya sudah tahu itu dosa tetapi saya masih melakukannya.
Dosa-dosa yang saya pernah lakukan di antaranya suka mengeluarkan kata-kata kotor yaitu seperti caci maki orang, suka keluar malam, minum mabok, rokok, pencuri dan bahkan ketika saya masuk rumah selalu buat masalah dengan orangtua, adik-adik saya selalu saja dapat pukulan dari saya.
Ketika saya keluar dari rumah atau pulang dari sekolah tidak ada makanan maka saya akan membuang barang-barang di dalam rumah. Sampai-sampai saya pernah bertengkar dengan ayah saya dan mengeluarkan kata-kata yang kotor terhadapnya. Setelahnya saya masuk kamar dan menyesal sekali atas kejadian itu. Kemudian saya berdoa minta ampun kepada Tuhan.
Setelah saya tamat dari sekolah, saya menelepon kaka saya dan menawarkan diri untuk kuliah di STT Arrabona. Namun saat saya mempersiapkan diri untuk datang, tiba-tiba pikiran saya berubah. Muncul pertanyaan dalam diri saya: “Apakah saya bisa masuk sekolah hamba Tuhan sedang saya masih berada dalam kehidupan yang selalu berbuat dosa?” Pemikiran itu membuat saya tidak jadi berkuliah di STT Arrabona tapi mengambil keputusan mengambil bidang pertanian pada salah satu kampus di Kupang yaitu Putra Timor.
Berselang beberapa waktu, kakak saya menelepon dan menanyakan kepastian untuk melanjutkan kuliah di STT Arrabona. Sontak saya memberi jawaban, “Tidak!” sebab saya sudah mendaftar untuk kuliah di Kupang. Mendengar hal itu, kaka saya berkata bahwa manusia boleh merencanakan tetapi Tuhanlah yang menentukan semuanya itu, seperti apa yang dikatakan dalam Amsal 19:21, “Banyaklah rancangan di hati manusia, tetapi keputusan Tuhanlah yang terlaksana.”
Waktu terus berjalan, saya keluar dari kumpus tersebut dan berencana memilih bekerja di PT Gudang Nam. Tapi yang saya rencanakan itu gagal. Saya duduk merenungkan nasib hidup saya. Kemudian saya tersadar bahwa Tuhan punya rencana yang sangat laur biasa dalam hidup saya. Akhirnya saya menggambil keputusan untuk kembali berencana untuk kuliah di STT Arrabona.
Di STT Arrabona dalam kelas online – saat itu sedang pandemi Covid19, saya di bimbing untuk membuka hati, percaya dan menerima Yesus secara pribadi sebagai Tuhan dan juruselamat satu-satunya di dalam hati saya oleh Kak Ezky Obehetan. Hari itu tanggal 22 Agustus 2021.
Setelah saya didoakan, saya merasakan kedamaian batin, ada sukacita dalam hati dan juga saya percaya bahwa semua dosa-dosa yang pernah saya lakukan, Tuhan telah menggampuni dan ketika saya mati pun saya yakin dan percaya bahwa saya akan masuk surga, karena saya sudah punya Tuhan secara pribadi di hati saya. Bahkan saya punya kuasa juga di dalam hati, jadi sekarang saya tidak takut lagi dengan kuasa gelap karena saya percaya ke mana pun saya pergi Tuhan selalu ada di hati saya.
TUHAN YESUS MEMBERKATI