Apakah Anda pernah mengalami penderitaan atau pergumulan dan seakan-akan Tuhan membiarkan Anda? Apa yang waktu itu Anda lakukan?
Musa tinggal di Midian kurang lebih 40 tahun, kemudian matilah Firaun, raja Mesir. Walaupun Firaun mati tetapi penderitaan bangsa Israel dalam perbudakan tidak berhenti namun semakin parah sehingga orang Israel mengeluh karena perbudakan yang mereka alami dan mereka berseru-seru minta tolong kepada Tuhan. Nah kita lihat di ayat yang ke 24, ketika bangsa Israel berseru meminta tolong kepada Tuhan, maka di katakan bahwa Allah mendengar Allah mengingat perjanjiannya, dan Allah memperhatikan bangsa Israel.
Bangsa Israel adalah bangsa yang di pilih oleh Tuhan, bangsa yang di kasihi Tuhan, tetapi ketika bangsa Israel di pilih oleh Tuhan walaupun bangsa Israel di kasihi oleh Tuhan, pada kenyataannya bangsa Israel juga di ijinkan Tuhan untuk mengalami penderitaan, dan seperti biasa ketika bangsa Israel mengalami penderitaan mereka mengingat akan Tuhan.
Jika kita lihat, ada beberapa cara Tuhan menyikapi seruan bangsa Israel. 1. 1. Tuhan mengutus Musa
Jadi sekarang Pergilah, Aku mengutus engkau kepada Firaun untuk membawa Umat-Ku orang Israel keluar dari Mesir.” Di alam ayat berikutnya, ayat yang ke 11, siapakah aku ini maka aku yang akan menghadap Firaun dan membawa orang Israel keluar dari Mesir? Lalu di ayat yang ke 12, bukankah aku akan menyertai Engkau? Inilah tanda bagimu, bahwa Aku yang mengutus engkau: apabila engkau telah membawa bangsa itu keluar dari Mesir, maka kamu akan beribadah kepada Allah di gunung ini.”
Jadi Bapak/Ibu Tuhan mengutus Musa, lalu ,Musa bertanya Aku ini siapa? Tapi Tuhan juga ngak sembarangan mengutus Musa, ketika Tuhan mengutus Musa, maka Tuhan memberikan kekuatan bagi Musa. Coba kalau kita melihat, di dalam pasal 3:17, Tuhan mengutus Musa dengan memberikan arahan yang jelas kemana Musa akan pergi. Jadi Aku telah berfirman: Aku akan menuntun kamu keluar dari kesengsaraan di Mesir menuju ke negeri orang Kanaan, orang Het, orang Amori, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebus, ke suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya. Arahnya Tuhan berikan, arahnya kemana Tuhan kasih tau. Lalu yang ke dua, ketika Tuhan mengutus Musa Tuhan menyertai Musa, Tuhan juga memberitahukan caranya. Di pasal 3:19, tetapi Aku tahu, bahwa raja Mesir tidak akan membiarkan kamu pergi, kecuali dipaksa oleh tangan yang kuat, ayat yang ke 20, tetapi Aku akan mengacungkan tangan-Ku dan memukul Mesir dengan segala perbuatan yang ajaib, yang akan Kulakukan di tengah-tengahnya; sesudah itu ia akan membiarkan kamu pergi. Jadi Tuhan ngomong gak usah takut nanti aku yang berperang, aku yang akan hajar bangsa mesir sehingga bangsa mesir membiarkan engkau pergi. Jadi Tuhan memberikan arahan kemana bangsa Israel akan pergi Tuhan juga memberikan caranya bagaimana supaya bangsa Israel dapat keluar dari tanah Mesir. Tidak itu saja, Tuhan juga memperlengkapi bangsa israel, di dalam ayat yang ke 21 Tuhan mengatakan, dan Aku akan membuat orang Mesir bermurah hati terhadap bangsa ini, sehingga, apabila kamu pergi, kamu tidak pergi dengan tangan hampa. Jadi Tuhan juga memperlengkapi. Jadi coba kita perhatikan Bapak/Ibu dan teman” sekalian, ketika Tuhan memerintahkan Musa memimpin bangsa Israel keluar dari mesir, Tuhan memperlengkapi Musa, ketika Tuhan memilih bangsa Israel mengasihi bangsa Israel, Tuhan juga mengijinkan bangsa Israel mengalami pergumulan, inilah penyertaan Tuhan dimana pergumulan dan kekuatan Tuhan juga menyertai orang-orang yang di sertai oleh Tuhan, musa ini berbeda dari Abraham, ketika Tuhan mengutus Musa 1 pasal lebih Tuhan harus menjelaskan pada Musa, bagaimana caranya apa yang Musa dapatkan. Tetapi kisah Musa ini kita melihat Tuhan memberikan arahan yang sangat jelas, coba bapak/ibu sekalian perhatikan, peristiwanya adalah sama sama keluar dari zona nyaman, Abraham keluar dri zona nyaman, Musa ini sudah berkeluarga sudah nyaman, di suruh keluar dari zona nyama untuk memimpin bangsa israel, dua duanya di bawa keluar dari zona nyaman oleh Tuhan, tetapi lihat cara Tuhan juga berbeda. Apa yang bisa kita pelajari dari kisah yang kita baca hari ini.
KESIMPULAN.
Bapak/Ibu dan saudara-saudara yang di kasihi oleh Tuhan, kita semua meyakini Tuhan menyertai kita, tetapi ketika Tuhan menyertai kita, Tuhan membukakan jalan keluar, dari permasalahan kita, pergumulan yang kita hadapi belum tentu seperti Abraham, dimana Tuhan hanya memberikan sepotong petunjuk saja. Tetapi belum tentu juga ketika Tuhan menyertai kita itu seperti Musa, dimana Tuhan memberikan detil demi detil, kamu harus kemana, bagaimana caranya, dan Tuhan membekali atau mempersiapkan segala sesuatu, bisa jadi Tuhan memperlakukan kita seperti Musa. Tetapi kalau kita melihat ketika Tuhan menyertai Musa, ada satu hal yang perlu kita pelajari, yaitu apa? Tuhan itu mendengar keluhan bangsa Israel, Tuhan itu mendengar keluhan Kita pergumulan kita, ketika kita berteriak kepada Tuhan. Tuhan itu mengingat perjanjiannya kepada bangsa Israel, dan tentu saja Tuhan yang berjanji kepada bangsa Israel adalah Tuhan yang sama yang kita sembah saat ini, sehingga perjanjian Tuhan kepada bangsa Israel juga sama perjanjian Tuhan dengan kita, bahwa Tuhan juga akan memelihara kita. Ketika bangsa Israel berteriak mengeluh, Tuhan memperhatikan bangsa Israel, ketika kita berteriak berseru kepada Tuhan, Tuhan juga memperhatikan kita. Jadi Bapak/Ibu dan teman” yang di kasihi Tuhan, Allah yang di sembah bangsa Israel, Allah yang menyertai bangsa Israel juga Allah yang sama menyertai kita. Sehingga kita di dalam pergumulan hidup kita, kita tidak boleh patah arah, kita tidak boleh patah semangat, kita tidak boleh kecewa, tapi kita harus percaya, bahwa kita memiliki Allah yang luar biasa, Allah yang selalu mendengar pergumulan-pergumulan kita, Allah yang selau mendengar seruan-seruan kita, dan Allah yang selalu memperhatikan dan Allah yang memberikan jalan keluar untu kita. Ada satu poin penting yang harus kita dengar dan kita lakukan. “Tetaplah setia menaruh pengharapan dan iman Anda kepada Tuhan karena Dia tidak pernah meninggalkan dan melupakan kita di dalam setiap pergumulan dan persoalan yang kita hadapi.”