Shalom, Bapak/Ibu/Saudara/i yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus. Sebagai orang percaya, kata misi bukanlah kata yang asing di telinga kita. Misi merupakan suatu tugas yang gereja tanggapi sebagai amanat atau perintah langsung dari Tuhan Yesus Kristus. Misi sendiri adalah inisiatif dari Allah. Allah mengutus umat-Nya untuk memberitakan Injil. Misi bukanlah pilihan melainkan perintah yang harus dilaksanakan.
Namun ada hal yang mengejutkannya adalah banyak orang-orang percaya yang tidak begitu peduli dengan pentingnya bermisi. Orang-orang lebih fokus untuk memenuhi kerohanian mereka daripada mengundang orang lain untuk menerima Kristus dan membimbing mereka untuk dewasa secara rohani. Alasannya bisa jadi karena mereka menganggap bahwa memberitakan Injil adalah tugas para hamba-hamba Tuhan, atau tidak percaya diri karena pengetahuan Alkitabnya kurang, atau adapun orang-orang yang bingung bagaimana cara bermisi.
Mari kita buka Alkitab kita dariKisah Para Rasul 26:12-23.
Kisah Para Rasul 26:12-23 ini menceritakan tentang Paulus. Seorang yang dulunya adalah penganiaya orang Kristen namun setelah perjumpaannya dengan Kristus ia menjadi seorang pengabar Injil yang radikal. Dalam usahanya mengabarkan Injil ada banyak orang yang menentangnya hingga pada Kisah Para Rasul pasal 26 ini sampailah ia di hadapan kaisar karena perkaranya sudah berada pada tingkat banding. Saat itu Paulus diberi kesempatan untuk membela perkaranya, dan ia mengambil kesempatan penuh resiko itu untuk bersaksi. Dari kesaksiannya kita akan melihat apa saja yang harus diperhatikan dalam bermisi.
Adanya Perjumpaan/Pengalaman Pribadi dengan Allah (Kisah 26:12-15)
Pada tengah hari bolong dalam perjalanannya ke Damsyik Paulus melihat di tengah jalan cahaya yang lebih terang dari pada cahaya matahari. Cahaya itu tentunya bukan cahaya biasa melainkan cahaya dari Tuhan karena saat itu hari masih siang. Cahaya itu bukan hanya disaksikan oleh Paulus saja tapi oleh teman-teman seperjalanannya juga yang sama-sama dilingkupi oleh cahaya itu. Ini merupakan cara Allah menyatakan dirinya kepada Paulus. Kita mungkin tidak mengalami pertemuan dengan Tuhan seperti yang dialami oleh Paulus, tapi saya percaya Tuhan punya cara-Nya sendiri untuk menyatakan diri-Nya. Misalnya saja pertemuan Musa dengan Tuhan. Tuhan menampakkan diri-Nya kepada Musa dalam nyala api yang keluar dari semak duri (Keluaran 3:2). Atau kepada beberapa orang Tuhan menyatakan diri-Nya melalui mimpi. Tapi, bagaimana pun caranya, saya percaya bahwa pengalaman perjumpaan pribadi dengan Tuhan akan menjadi pengalaman berarti yang tidak terlupakan bagi masing-masing kita.
Adanya Panggilan Tuhan yang ditujukan kepada Kita (Kisah 26:14)
Kemudian, kita lihat dalam ayatnya yang ke-14 dikatakan bahwa dalam cahaya itu Paulus mendengar suatu suara yang mengatakan kepadanya dalam bahasa Ibrani: “Saulus, Saulus, mengapa engkau menganiaya Aku? …..
“Saulus, Saulus,” Yesus memanggilnya dengan namanya. Coba saja bayangkan. Saat itu Paulus sedang berada di suatu tempat yang mungkin tak ada yang mengenal Paulus namun ada sosok yang memanggil namanya. Hal ini tentunya mengejutkan Paulus. Bapak/Ibu/Saudara/i yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus, coba ingat kembali bagaimana Dia memanggil kita dengan nama kita untuk melayani Dia. Ya, Saudara! Kitalah yang Dia panggil, bukan orang lain. Ia memang mau kitalah yang menjadi rekan kerja-Nya, perpanjangan tangan-Nya untuk melakukan kehendak-Nya di dunia ini. Kita perlu mengucap syukur karena kita telah dipanggil karena banyak orang di dunia ini, tapi Dia memilih kita yang kecil ini untuk melayani Tuhan yang besar. Allah semesta alam.
Kita perlu Menjalani Proses Penggodokan sebagai Hamba Tuhan (Kisah 26:16-17)
Dalam ayat 16 Tuhan menetapkan Paulus menjadi Pelayan dan Saksi. Bapak/Ibu/Saudara/i yang yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus, pada dasarnya penetapan bagi kita sama yaitu menjadi pelayan dan saksi bagi Tuhan. Namun kita juga dapat meminta Tuhan memberitahu lebih spesifik tentang pelayanan apa yang sudah Tuhan tentukan bagi kita. Sesuai dengan desain yang sudah Tuhan buat saat Ia merancang kita. Lihat saja, begitu banyak bidang pelayanan yang ada. Apakah anda bisa memborong semuanya, tentu tidak. Jadi, Bapak/Ibu/Saudara/i yang terkasih, menge-tahui bidang pelayanan khusus kita adalah penting. Jika kita masih bingung dengan bidang pelayanan kita, kita bisa berdoa dan bertanya kepada Tuhan. Tuhan pasti menjawabnya.
Pengasingan dan Pengutusan (Kisah 26:17) yang dilalui oleh para hamba Tuhan dalam sekolah teologia misalnya merupakan penggodokan dari Tuhan sama halnya seperti Paulus yang Tuhan bawa pada pengasingan dan pengutusan, Tuhan pun telah membawa kita ke tempat ini. Diasingkan dari dunia, fokus menerima pembekalan bagi pelayanan kita baik materi pembelajaran maupun pembentukan karakter, dan pada waktunya nanti kita akan diutus untuk melayani. Inilah yang menjadi proses kita dalam penggodokan menjadi seorang hamba Tuhan.
Ketentuan dalam Bermisi (Kisah 26:20-23)
- Mulai bermisi dari daerah sekitar sampai ke bangsa-bangsa lain (26:20)
- Perlunya untuk terus mengingat bahwa perjalanan misi yang selama ini terus berjalan adalah misi dalam campur tangan Tuhan (26:22)
- Isi dari pemberitaan misi (26:22-23), yaitu Kristus adalah bagi kita dan bangsa-bangsa lain.
KESIMPULAN
Melalui firman Tuhan yang kita baca hari ini, maka sekarang kita tahu bahwa bermisi memang merupakan tugas setiap kita yang telah kita terima dari Tuhan melalui Amanat Agung. Namun dalam melaksanakannnya dasarilah dengan pengenalan akan Allah, melalui pengalaman pribadi kita dengan Dia. Ketahuilah panggilan khusus kita dan setialah dalam proses persiapan kita sebagai hamba-bamba Tuhan. Kita dapat memulai misi dari lingkungan sekitar kita. Jangan lupa untuk selalu menyadari bagaimana Tuhan turut campur tangan dalam setiap pelayanan kita terlebih saat Tuhan memberkati pelayanan kita. Dan selama melakukan misi, perhatikan isi pemberitaan kita.
Pertanyaan perenungan bagi setiap kita.
- Apakah isi pemberitaan saya sudah membawa orang mengenal Kristus?
- Apakah kita sudah mengetahui panggilan khusus kita? Jika belum, maka berdoalah dan percaya bahwa Tuhan akan menjawabnya.
- Apakah kita sudah bertemu/mengalami Tuhan dalam hidup kita? Jika belum maka terlebih dahulu undanglah Tuhan Yesus untuk masuk ke dalam hidup Saudara.
Tuhan Yesus Memberkati.